SULTENG
Bupati Iksan Tekankan Kemandirian di Menui: “Berikan Pancing, Bukan Ikannya”
SuaraNegeri.Info _ MENUI – Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya kemandirian masyarakat dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Menui Kepulauan. Inti pesannya: pemerintah tidak lagi hanya “memberikan ikan” yang habis dalam sesaat, tetapi “mengajarkan memancing” untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pernyataan metaforis tersebut disampaikan Bupati Iksan saat membuka kegiatan Sekolah Lapang bagi para pembudidaya keramba jaring apung (KJA), yang digelar oleh Dinas Perikanan Kabupaten Morowali, pada Jumat (14/11).
“Jika diibaratkan, kita membantu bukan dengan memberikan ikan, tetapi memberikan pancingannya. Kita edukasi masyarakat tentang cara budidaya yang benar, apa yang kurang, dan bagaimana memperbaikinya,” tegas Bupati Iksan di hadapan para peserta.
Program sekolah lapang ini merupakan wujud nyata dari filosofi tersebut. Untuk meningkatkan kapasitas dan skill para pembudidaya, Dinas Perikanan menghadirkan tenaga ahli dari Balai Budidaya Laut (BBL) Batam dan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon. Hal ini bertujuan untuk membangun pola pikir masyarakat agar mampu mandiri melalui peningkatan pengetahuan dan teknologi budidaya yang modern.
Bupati Iksan juga menekankan bahwa proses pemberdayaan tidak berhenti pada pemberian bantuan atau pelatihan. Komitmen monitoring dan evaluasi yang ketat menjadi kunci sukses program.
“Setelah kita bantu, tidak boleh dilepas begitu saja. Harus ada monitoring dan follow up. Kita analisis progresnya dalam tiga bulan ke depan. Ini yang harus betul-betul diperhatikan,” tegasnya lagi.
Selain membuka sekolah lapang, dalam kunjungannya Bupati Iksan juga meninjau pembangunan sejumlah fasilitas layanan publik dan puskesmas. Namun, fokus utama kunjungan kerja kali ini tetap pada penguatan sektor perikanan budidaya sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat kepulauan.
Melalui pendekatan “memberi pancing” ini, Pemerintah Kabupaten Morowali berharap dapat melahirkan pembudidaya-pembudidaya ikan yang andal, mandiri, dan berdaya saing. Dampak jangka panjangnya adalah penguatan ekonomi lokal berbasis sumber daya kelautan yang berkelanjutan bagi masyarakat Menui Kepulauan.***